Duniabakteri.com. Struktur dan morfologi jamur. Banyak anggota dari jamur
yang hifanya dibatasi oleh adanya dinding penyekat,disebut septa.Septa pada
struktur hifa ini mambagi masing-masing hifa ini menjadi banyak sel dengan
nukleus masing-masing susunan semacam ini dinamakan hifa bersepta.Pada jamur
kelas tertentu dimana struktur hifanya tidak terdapat septa, sehingga tampak
sebagai satu sel yang memanjang dan terdapat nukleus dalam jumlah yang
banyak.Hifa ini dinamakan hifa senosit.
Ukuran
sel penyusun struktur berbeda pada masing-masing jenis jamur anggota jamur yang
besar yang memiliki diameter 10-20 µm hal ini yang membedakan antara sel jamur
dan sel bakteri yang hanya rata-rata memiliki 1 µm. Panjang hifa berbeda-beda
tergantung dari berbagai faktor antara lain bagaimana jamur itu
ditumbuhkan.Dalam pemeriksaan mengunakan mikroskop kadang-kadang hal ini
menimbulkan kesalahan karena sifat hifa yang lentur dan mudah patah, sehingga
hifa tampak memendek dan mengalami perubahan struktur.
Pada
pertumbuhannya hifa jamur tersusun membelit-belit dan membuat pola
anyaman-anyaman berupa suatu masa yang dinamakan miselium.Miselium ini dapat
terlihat secara makroskopik Bentuk warna miselium juga bermacam-macam hal ini
dapat membantu dalam identifikasi jamur.Warna pada koloni jamur (miselium)
dapat terbentuk setelah jamur membentuk spora.
Koloni
jamur dapat dilihat secara makroskopik,tapi pada kenyataannya masing-masing
selnya bersifat makroskopik,jamur tersusun dari benang-benang memanjang dan
berhubungan, benang ini dinamakan hifa
Untuk
determinasi jamur dapat dilakukan berdasarkan 3 bagian dari jamur yaitu :
a.
Koloni
Koloni
adalah kumpulan jamur sejenis yang terdapat pada ruang yang sama. Koloni jamur
dapat digunakan untuk mempermudah dalam identifikasi karena memiliki bentuk,
sifat dan warna yang berbeda antara masing-masing jamur. Dalam laboratorium
dikenal tiga macam koloni jamur:
1)
Koloni ragi, dari sel-sel ragi dan tidak memiliki miselium. Sel- sel ragi
membentuk tunas dan pada jamur tertentu ada yang membentuk askospora.
2)
Koloni menyerupai ragi, terdiri dari sel-sel ragi, dan miselium semu
(pseudomiselium). Sel–sel ragi membentuk tunas tetapi tidak membentuk
askospora.
3)
Koloni filament terdiri atas hifa sejati, yang membentuk miselium dan juga
membentuk spora
b.
Hifa
Hifa
adalah elemen terkecil dari jamur, yaitu berupa benang-benang filamen yang
terdiri dari sel-sel yang mempunyai dinding, protoplasma, inti dan biasanya mempunyai
sekat.Hifa yang mempunyai sekat disebut hifa sunositik.Benang–benang hifa ini
bercabang dan bila membentuk anyaman disebut miselium (Siregar,1998).
Hifa
merupakan benang–benang (filamen) yang terdiri dari komponen dinding sel,
cairan sel (protoplasma) dan inti (nucleus). Pada umumnya hifa mempunyai
sekat(septa)dan dibedakan menjadi
tiga macam yaitu hifa vegetatif, hifa udara dan hifa produktif.
Hifa
vegetatif menuju kearah substrat (kebawah).Hifa ini berfungsi untuk mengambil
zat-zat makanan.Hifa udara menuju kearah udara (keatas) hifa ini berfungsi
untuk pengambilan oksigen. Hifa produktif merupakan hifa yang pada umumnya
menjulang keatas substrat, hifa ini berfungsi untuk membentuk alat-alat
reproduksi seperti konidiaspora,konidiofora dan lain-lain
Menurut
bentuknya hifa dibedakan menjadi tiga macam yaitu: hifa bersepta,hifa tidak
bersepta,dan hifa semu. Hifa bersepta merupakan bentuk benang yang dibatasi
oleh dinding pemisah sehingga hifa terpisah-pisah menjadi banyak sel-sel. Hifa
tidak bersepta merupakan hifa yang didalamnya tidak dibatasi oleh
sekat-sekat/dinding,hifa ini tampak sebagai sel-sel yang memanjang seperti
pipa.Hifa semu merupakan hifa yang seakan-akan menyerupai rangkaian
sel-sel,tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat terpisah.
Menurut
warnanya pada manifestasinnya ada yang berwarna dan ada yang tidak
berwarna.Warna hifa sebenarnya merupakan pigmen yang dihasilkan pada
spora-spora jamur.Adanya spora jamur yang berumur mudah dan tua ternyata juga
akan mempengaruhi warna koloni jamur. Jamur termasuk dalam family
dermaticeae.Hifanya berwarna hitam atau tengguli tua sedangkan hifa pada
monilliceae biasanya tidak berwarna
c.
Spora
Spora
jamur merupakan alat reproduksi.Reproduksi jamur dapat dilakukan secara
vegetatif dan generatif.Oleh karena itu spora yang dihasilkan oleh jamur
dibedakan menjadi dua yaitu;spora seksual dan aseksual
1)
Spora seksual
Yaitu
spora yang dibentuk dalam suatu organ khusus dimana sebelumnya terjadi
penggabungan dari hifa dan gabunggan ini akhirnya membentuk alat reproduksi
yang khas yaitu;
- Askospora: spora-spora yang dibentuk dalam suatu kantong atauaskus misalnya pada golongan jamur Ascomycetes.
- Basiodospora: spora yang dibentuk pada bagian atas basidium.Masalnya pada golongan basidiomycetes.
- Oospora:Spora yang dibentuk dalam oosit askospora dibentuk dalam askus,misalnya pada golongan jamur Ascomycetes.
2)
Spora Aseksual
Yaitu
spora yang langsung dibentuk oleh hifa tanpa melalui penggabungan dari
hifa-hifa produktif.Ada tiga jenis spora aseksual yaitu:
a.
Talospora
- Artospora, yaitu spora-spora yang langsung dibentuk dalam satu hifa atau miselium,dengan membagi proto plasma.
- Blastospora: yaitu anak sel yang dibentuk dari suatu sel atau induk,umumnya pada ragi.
- Klamidiospora:yaitu dari suatu hifa pada bagian tengahnya membentuk tonjolan protoplasma, dan selanjutnya protoplasma terbagi-bagi menjadi spora.
b.
Konidospora
Dibentuk
dari ujung hifa,disini protoplasma membagi diri dimana ada dua macam bentuk
yaitu; makro dan mikro konidia
c.
Sporagiospora
Dibentuk
dari sporangium yaitu dari ujung hifa atau miselium khusus yang berbentuk
benjolan,benjolan itu dibentuk oleh spora.
Baca juga artikel lainnya mengenai jamur