dunia bakteri. Enzim adalah suatu molekul protein yang
mengkatalisis reaksi kimia di salam tubuh tanpa mengalami perubahan secara
kimiawi. Substrat adalah suatu reaktan dalam reaksi katalisa. Enzim mengatur
metabolism dengan ikut serta pada hampir semua fungsi sel. Setiap enzim
bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi suatu produk tertentu.
Pada dasarnya terdapat ribuan enzim yang berlainan, tetapi hanya beberapa yang
secara rutin diperiksa untuk diagnosis klinis (Bais, 2008; Sacher, 2002)
Semua enzim adalah protein, mempunyai struktur
yang kompleks dengan berat molekul antara 13.000 sampai 500.000 Dalton, terdiri
dari karbon, oksigen, nitrogen dan sulfur. (Hohnadel, 2005)
Enzim umunya terdapat di dalam sel jaringan
tubuh. Adanya peningkatan jumlah suatu enzim dalam serum atau plasma umumnya
merupakan konsekuensi dari cidera sel sehingga molekul – molekul intrasel dapat
lolos keluar. Dengan demikian, jumlah enzim yang sangat berlebihan dalam serum
digunakan secara klinis sebagai bukti adanya kerusakan organ. Enzim – enzim sel
yang dibebaskan ke dalam sirkulasi tidak memiliki fungsi fisiologik di sana dan
secara bertahap dibersihkan melalui rute eksresi normal (Baiz, 2008; Sacher,
2002)
Tabel 1. Klasifikasi Enzim di dalam darah (Moss
dan Handerson, 1996)
Secara historis, enzim dikenali berdasarkan
nama substrat atau gugus di mana enzim bekerja dan kemudian ditambahkan
akhiran-ase. Beberapa enzim pada mulanya diberi nama berdasarkan gugus
fungsinya seperti lactate dehydrogenase, tetapi beberapa enzim juga diberi nama
berdasarkan tipe substrat yang bereaksi bersamanya, seperti urease
menghidrolisis urea, lipase menghidrolisis lipid dan fosfatase bekerja pada
fosfat organik (Hohnadel, 2003; Sacher, 2003)
Kaidah sistematik pemberian nama enzim
dikembangkan oleh Enzym Commission (EC) dari
International Union of Biochemistry
(IUB). Semua enzim di masukkan ke dalam salah satu dari enam golongan, yang
ditandai dengan tipe reaksi yang di katalisisnya (Hohnadel, 2003; Sacher, 2002;
Pincus et al, 1996)
1) Oksidoreduktase
2) Transferase
3) Hidrolase
4) Lyase
5) Isomerase dan
6) Ligase
Disamping
itu, cara yang umum dan mudah adalah dengan menggunakan singkatan huruf besar
untuk nama-nama enzim tertentu, seperti ALT untuk alanin aminotransferase, AST
untuk aspartat aminotransferase, LD untuk laktat dehidrogenase, dan CK untuk
kreatinin kinase.
Prinsip Dasar
Enzim
Sebagai protein
Semua molekul enzim
memiliki karakteristik protein struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener
Aktifitas katalitik dari sebuah molekul enzim umumnya tergantung pada kepaduan
strukturnya. Setiap terjadi gangguan pada struktur juga disertai dengan
kehilangan aktivitas, proses ini dikenal sebagai proses denaturasi. Jika proses
denaturasi berlangsung minimal, maka reaksi bisa berbalik dengan pemulihan
aktivitas enzim setelah zat pendenaturasi dihilangkan. Akan tetapi, denaturasi
yang lama menghasilkan kehilangan aktivitas yang ireversibel (tidak dapat
balik). Hal – hal yang dapat menyebabkan denaturasi antara lain :
- Suhu yang meningkat. Inaktivasi kebanyakan enzim oleh panas terjadi pada suhu kamar dan pada kebanyakan kasus terjdi dengan cepat pada suhu sekitar 60oC, kecuali enzim polimerase yang tetap mempertahankan aktifitasnya pada suhu sampai 90oC. Dengan demikian suhu rendah digunakan untuk melindungi aktifitas enzim, khususnya dalam larutan cair, seperti serum.
- pH ekstrim. pH ekstrim juga menyebabkan terbukanya struktur molekul enzim dan harus dihindari pada saat mempersiapkan sampel – sampel enzim.
- Penambahan zat kimia. Penambahan zat kimia, seperti urea dan senyawa terkai, merusak ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik sehingga keterpaparan enzim terhadap larutan reagen ini menyebabkan inaktivasi enzim.
Isoenzim adalah bentuk multipel suatu enzim
yang memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaksi karakteristik enzim tetapi
berbeda strukturnya karena mereka ditandai oleh gen struktur yang berbeda.
Varian enzim ini dapat terjadi dalam satu organ atau bahkan dalam tipe sel
tertentu. Perbedaan struktur bentuk multipel suatu enzim memberikan perbedaan
dalam sifat psikokimia seperti (1) mobilitas elektroforetik, (2) resistensi
terhadap penonaktifan dan (3) kelarutan, atau dalam perbedaan karakteristik
katalitik, seperti rasio reaksi dengan analog – analog substrat atau respon terhadap
inhibitor. Metode – metode analisis isoenzim telah dirancang untuk mengamati
berbagai sifat struktural dan karakteristik dari molekul enzim.
Enzim
sebagai katalis
Katalis adalah
suatu zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tertentu tanpa terpakai atau
berubah secara permanen. Enzim adalah katalis protein yang alami. Hampir semua
reaksi kimia yang terjadi pada benda hidup dikatalisis oleh enzim tertentu.
Sehingga kehidupan itu sendiri dianggap sebagai serangkaian reaksi enzimatis
terpadu dan beberapa penyakit dianggap sebagai perombakan pola normal
metabolisme.
Secara biologis,
sejumlah molekul enzim tertentu mengkonversi banyak molekul substrat menjadi
produk dalam waktu yang singkat. Dengan demikian, jumlah enzim yang meninggkat
dalam aliran darah mudah dideteksi, walaupun jumlah protein enzim yang
dilepaskan dari sel-sel yang rusak cukup kecil jika dibandingkan dengan kadar
total protein nonenzimatis dalam darah, sehingga enzim tertentu dikenali
berdasarkan efek karakteristiknya terhadap reaksi kimia tertentu dibanding
keberadaan protein lain yang berlebih.
Interaksi antara enzim dan substratnya
melibatkan kombinasi salah satu molekul enzim dengan salah satu molekul
substrat (atau dua, untuk reaksi dua substrat). Reaksinya melibatkan perlekatan
molekul substrat ke daerah molekul enzim tertentu, yakni pusat aktifnya.
Berbagai gugus yang penting dalam pengikatan substrat terjadi. Komposisi dan
penataan pusat aktif juga menjadi dasar untuk spesifisitas sebuah enzim.
Tempat aktif dari sebuah enzim akan
berbeda-beda antara enzim tetapi secara umum :
- Tempat aktif dari sebuah enzim relatif kecil dibanding total volume molekul enzim karena strukturnya bisa mengandung kurang lebih 5% dari total asam amino dalam molekul.
- Tempat aktif dari enzim adalah struktur-dtruktur tiga-dimensi yang terbentuk sebagai akibat dari struktur tersier protein. Ini dihasilkan dari asam amino dan ko-faktor dalam tempat aktif sebuah enzim yang terstruktur secara spasial dalam hubungan tiga-dimensi jika ditinjau satu sama lain dan struktur molekul substrat.
- Biasanya, tarik – menarik antara molekul enzim dan molekul substratnya merupakan sebuah ikatan non-kovalen. Gaya fisik yang digunakan dalam tipe ikatan ini mencakup (1) ikatan hidrogen, (2) interaksi elektrostatik dan hidrofobik, dan (3) gaya Van der Waals.
- Tempat aktif dari enzim biasanya terdapat pada bagian tengah dan celah dalam protein. Ini menolak banyak pelarut dan mengurangi aktivitas katalitik dari enzim.
Enzim yang penting
dalam diagnostik
Kunci pada enzimologi diagnostik adalah
ketrkaitan suatu enzim dengan organ yang mengandung sel-sel yang kaya akan
enzim tersebut. Contohnya keterkaitan organ tersebut adalah amylase dengan
pancreas dan alanin aminotransferase (ALT/SGPT) denga hati. Walaupun enzim-enzim ini tidak
semata-mata terbatas di organ-organ tersebut, namun enzim-enzim ini bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis, dengan latar belakang gambaran klinis pasien
(Sacher, 2002)
Tabel 2. Distribusi Enzim yang penting dalam diagnosis (Moss dan
Handerson, 1996)