Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan dan biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Diabetes gestasional yang menyerang 9,2 persen wanita hamil ini umumnya terjadi di antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan, walau tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di minggu manapun.
Tidak berbeda dengan diabetes pada umumnya, diabetes gestasional terjadi ketika produksi insulin tidak mencukupi untuk mengontrol kadar glukosa tubuh pada saat kehamilan. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah ini dapat membahayakan ibu dan anak, namun risiko tersebut dapat ditekan jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Penyebab diabetes gestasional belum diketahui secara pasti, namun faktor yang sering memicu adalah perubahan hormon. Saat hamil, plasenta akan memproduksi hormon tambahan seperti hormon estrogen, HPL (human placental lactogen), dan hormon yang meningkatkan resistensi insulin. Seiring berjalannya waktu, hormon-hormon tersebut akan meningkat dan mempengaruhi kinerja insulin.
Semakin tinggi pengaruh hormon terhadap insulin, kadar gula dalam darah pun akan meningkat dan hal ini meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional. Selain itu, seorang wanita juga berisiko terkena penyakit jika sudah memasuki usia 25 tahun ke atas saat hamil, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), memiliki keluarga dengan sejarah diabetes, kelebihan berat badan sebelum hamil (BMI di atas 25), pernah melahirkan bayi di atas 4.5 kg, pernah keguguran, pernah mengalami diabetes gestasional sebelumnya, atau faktor ras seperti keturunan Afrika – Amerika, Asia, Hispanik, Amerika asli, Timur Tengah atau Afrika-Karibia.
Semakin tinggi pengaruh hormon terhadap insulin, kadar gula dalam darah pun akan meningkat dan hal ini meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional. Selain itu, seorang wanita juga berisiko terkena penyakit jika sudah memasuki usia 25 tahun ke atas saat hamil, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), memiliki keluarga dengan sejarah diabetes, kelebihan berat badan sebelum hamil (BMI di atas 25), pernah melahirkan bayi di atas 4.5 kg, pernah keguguran, pernah mengalami diabetes gestasional sebelumnya, atau faktor ras seperti keturunan Afrika – Amerika, Asia, Hispanik, Amerika asli, Timur Tengah atau Afrika-Karibia.
Gejala Diabetes Gestasional
Tidak semua wanita hamil dapat merasakan gejala diabetes gestasional, namun gejala tersebut dapat dirasakan saat gula darah melonjak tinggi (hiperglikemia), seperti:- Sering merasa haus.
- Sering buang air kecil.
- Mulut terasa kering.
- Mudah merasa lelah.
- Penglihatan buram.
Diagnosis Diabetes Gestasional
Pada umumnya, dokter akan melakukan tes fisik dan menanyakan beberapa hal seperti gejala yang dialami, lamanya gejala, riwayat medis pribadi dan keluarga (khususnya diabetes), kondisi yang dialami pada kehamilan sebelumnya, adanya kenaikan atau penurunan berat badan drastis dan berat badan bayi dari kehamilan sebelumnya. Jika dokter merasa gejala yang dialami mengarah pada penyakit diabetes gestasional, serangkaian tes mungkin akan disarankan, seperti:- Tes toleransi glukosa oral (TTGO) awal. Dalam tes ini, dokter akan memeriksa kadar glukosa dalam darah 1 jam sebelum dan sesudah mengkonsumsi cairan sirup gula yang diberikan dokter. Jika hasil tes tersebut di atas 130 – 140 ml/dL, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tes toleransi glukosa oral lanjutan.
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO) lanjutan. Dalam tes ini, pasien diminta untuk berpuasa semalaman sebelum menjalani pemeriksaan darah di pagi hari. Setelah darah pertama diambil, dokter akan memberikan cairan sirup dengan kadar gula lebih dibanding TTGO awal. Setelah itu, pengambilan darah akan dilakukan setiap jam selama 3 kali. Jika terdapat 2 hasil dengan kadar yang tinggi, pasien tersebut mungkin akan didiagnosa diabetes gestasional.
Pemeriksaan pada bayi juga mungkin akan dilakukan untuk memastikan bayi mendapatkan oksigen dan nutrisi yang tepat dalam rahim. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan pasca melahirkan pada kedua ibu dan bayi mungkin dilakukan untuk mendeteksi adanya risiko lanjutan.
Di sisi lain, jika pasien didiagnosa bebas dari diabetes gestasional, dokter mungkin akan tetap menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin, khususnya bagi pasien yang berpotensi, agar dapat terus termonitor dengan baik.
Pengobatan Diabetes Gestasional
Demi kesehatan ibu dan bayi, terdapat beberapa langkah pengobatan yang biasa disarankan dokter, meliputi:- Memonitor kadar glukosa dalam darah. Untuk menghindari komplikasi lebih lanjut, dokter mungkin akan menganjurkan untuk memeriksa darah secara rutin, seperti 4 hingga 5 kali sehari, agar dapat dimonitor dengan baik. Hal ini biasa dilakukan dengan menggunakan suntikan jari kecil (lanset) dan kadar glukosa dideteksi langsung menggunakan alat khusus. Jika diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan untuk menyuntik atau mengkonsumsi insulin agar kadar glukosa terjaga hingga melahirkan.
- Pemeriksaan ultrasound. Selain ibu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan rutin bayi dengan bantuan ultrasound untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, dokter juga dapat melihat Perkiraan Hari Lahir (PHL) sang bayi dan jika ibu tidak melahirkan sesuai dengan waktu yang diperkiraan, dokter dapat langsung mengambil tindakan secepatnya, seperti induksi atau operasi caesar. Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan menyarankan untuk melahirkan sebelum waktunya untuk menghindari komplikasi lanjutan.
- Diet sehat. Bagi ibu hamil, khususnya yang didiagnosa penyakit diabetes gestasional, mengatur pola diet sehat sangat penting dilakukan, seperti mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, hingga makanan dengan asupan serat, nutrisi dan rendah lemak. Penurunan berat badan sata hamil biasa tidak disarankan, namun hal ini dapat dilakukan saat merencanakan kehamilan. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui diet dan kadar nutrisi yang tepat untuk kondisi Anda.
- Olahraga. Selain menjaga asupan makanan, olahraga juga kerap menjadi hal yang patut diperhatikan sebelum, saat dan setelah hamil. Dengan melakukan olahraga teratur, tubuh akan menstimulasi pemindahan glukosa menuju sel dan mengubahnya menjadi tenaga. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin sehingga kadar gula dalam darah lebih terkontrol. Sebagai tambahan, dokter biasanya menyarankan beberapa olahraga khusus untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman saat hamil seperti sakit punggung, kram otot, pembengkakan, konstipasi, kesulitan tidur hingga mempersiapkan pasien melewati masa melahirkan kelak.
Komplikasi Diabetes Gestasional
Pada umumnya, wanita hamil yang mengindap penyakit diabetes gestasional melahirkan bayi yang sehat. Namun, jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, ada beberapa komplikasi dapat terjadi pada bayi saat lahir, seperti:- Kelebihan berat badan yang disebabkan oleh kadar glukosa berlebih dalam darah (macrosomia).
- Lahir prematur yang mengakibatkan bayi kesulitan bernafas (respiratory distress syndrome). Hal ini juga dapat terjadi pada bayi yang lahir tepat waktu.
- Lahir dengan gula darah rendah (hipoglikemia) karena produksi insulin yang tinggi. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan kejang pada bayi, namun dapat ditangani dengan memberinya asupan gula.
- Berisiko mengalami obesitas dan diabetes tipe- 2 saat dewasa.
- Kondisi hipertensi atau preeklamsia yang dapat membahayakan nyawa ibu juga bayi.
- Berpotensi terserang diabetes gestasional pada kehamilan berikutnya atau mengindap diabetes tipe- 2 setelah jangka waktu tertentu. Hal ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi asupan tinggi serat dan nutrisi.
Pencegahan Diabetes Gestasional
Hingga saat ini, belum ada kepastian jika diabetes gestasional dapat dicegah sepenuhnya, namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko terkena penyakit ini, meliputi:- Rutin mengonsumsi makanan dengan asupan nutrisi dan tinggi serat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Biasakan untuk mengatur porsi seimbang dan mengurangi makanan dengan kandungan lemak atau kalori berlebih.
- Olahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh sebelum dan saat hamil. Disarankan untuk berolahraga ringan hingga sedang seperti berenang, jalan cepat atau bersepeda setidaknya 30 menit per hari. Jika tidak memungkingkan, lakukan olahraga singkat namun berkala untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seperti berjalan kaki atau melakukan pekerjaan rumah.
- Mengurangi berat badan saat berencana hamil dengan menganut pola makan sehat untuk efek jangka panjang yang lebih baik.
- Lakukan pemeriksaan lengkap sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan kondisi tubuh prima.