Anthrax adalah penyakit serius dan langka yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Biasanya bakteri ini menjangkiti hewan ternak dan hewan-hewan yang dipakai dalam permainan, seperti rodeo, karapan sapi, atau adu domba. Bakteri B. anthracis memproduksi spora yang dapat menyebarkan infeksi.
Penularan kepada manusia dapat terjadi dengan menghirup spora anthrax atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit anthrax. Sampai saat ini tidak ada bukti medis yang menunjukkan bahwa bakteri penyebab anthrax dapat menular antar manusia. Namun orang yang sehat memiliki kemungkinan tertular jika dia memiliki luka di kulit yang bersentuhan secara langsung dengan luka yang ada pada kulit penderita anthrax.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi anthrax adalah:
- Bersentuhan dengan kulit atau bulu hewan di kawasan berisiko anthrax.
- Melakukan studi yang berkaitan dengan anthrax di laboratorium.
- Mengurusi hewan-hewan permainan (rodeo, karapan sapi, adu domba).
- Menggunakan narkoba suntik, seperti heroin.
- Memiliki pekerjaan sebagai dokter hewan, khususnya yang menangani hewan ternak.
- Beraktivitas di kawasan yang berisiko tinggi terpapar anthrax.
Jika tidak segera diobati, anthrax dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan membran dan cairan otak serta tulang belakang (meningitis), yang kemudian menimbulkan perdarahan hebat, lalu berujung pada kematian.
Gejala Anthrax
Pada kebanyakan kasus anthrax, gejala akan terlihat kurang lebih 7 hari setelah penderita terpapar bakteri. Namun apabila penularan melalui udara, maka gejala biasanya baru akan terlihat beberapa minggu setelah spora bakteri terhirup.
Gejala anthrax dibedakan berdasarkan cara penularannya, yaitu:
- Anthrax kulit. Pada anthrax jenis ini, bakteri menginfeksi tubuh penderita melalui luka sayatan atau luka lainnya di kulit. Anthrax kulit merupakan jenis yang paling sering terjadi, dan paling ringan. Dengan pengobatan yang benar, jarang sekali menyebabkan kematian. Gejalanya berupa benjolan gatal seperti gigitan serangga pada daerah yang terinfeksi. Benjolan ini kemudian menjadi borok yang tidak nyeri, dengan bagian tengah berwarna hitam. Selain itu, dapat terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening di dekat lokasi luka.
- Anthrax gastrointestinal. Bakteri anthrax masuk ke dalam tubuh penderita melalui konsumsi hewan yang terinfeksi anthrax, yang tidak dimasak sampai matang. Gejala anthrax gastrointestinal adalah mual dan muntah, nyeri perut, sakit kepala, nafsu makan menurun, demam, diare parah dengan kotoran bercampur darah, radang tenggorokan dan kesulitan menelan, serta pembengkakan leher.
- Anthrax inhalasi. Anthrax jenis ini berkembang saat penderita menghirup spora anthrax. Anthrax inhalasi merupakan jenis paling mematikan. Gejala awal anthrax jenis ini menyerupai gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan lelah. Lalu muncul rasa tidak nyaman pada dada, napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam tinggi, kesulitan bernapas, syok, serta terjadi meningitis.
- Anthrax injeksi. Biasanya bakteri masuk ke tubuh melalui injeksi obat-obatan terlarang. Jenis ini merupakan cara penularan paling baru yang ditemukan. Gejalanya berupa kemerahan pada lokasi suntikan, pembengkakan hebat, syok, kegagalan multi organ, dan meningitis.
Penyebab Anthrax
Spora anthrax dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang terdapat di tanah. Spora ini dapat hidup tidak aktif tanpa inang selama beberapa tahun.
Hewan ternak seperti kambing, biri-biri, sapi, atau kuda umumnya menjadi inang spora anthrax. Dan kebanyakan manusia tertular anthrax dari kulit atau daging hewan yang terinfeksi anthrax.
Anthrax tidak ditularkan antara satu orang ke orang lainnya. Maka dari itu, seseorang yang melakukan kontak dengan penderita anthrax tidak perlu diimunisasi ataupun diobati. Namun, seseorang perlu waspada apabila berada di wilayah penyebaran anthrax yang sama dengan penderita, atau terpapar oleh sumber infeksi (hewan ternak, hewan permainan) yang sama.
Diagnosis Anthrax
Dalam mendiagnosa anthrax, pemeriksaan awal adalah untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit-penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa, misalnya flu atau pneumonia dengan gejala yang mirip anthrax inhalasi. Setelah itu, dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Pemeriksaan patologi. Cairan dari luka yang dicurigai atau sampel jaringan kulit pada daerah yang terinfeksi akan diambil untuk diperiksa.
- Pemeriksaan darah. Memeriksa ada-tidaknya bakteri anthrax dalam darah pasien.
- Pemeriksaan kotoran. Kotoran pasien diperiksa untuk memastikan diagnosa anthrax gastrointestinal.
- Pemindaian. Foto rontgen atau CT-scan dada, dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita anthrax inhalasi.
- Pungsi lumbal (spinal tap). Pengambilan sampel cairan otak dari area tulang belakang pasien untuk diperiksa lebih lanjut, guna mengonfirmasi diagnosis meningitis yang disebabkan oleh anthrax.
Pengobatan Anthrax
Antibiotik yang biasa diberikan sebagai pengobatan anthrax adalah ciprofloxacin, doxycycline, dan levofloxacin.
Pengobatan anthrax akan efektif jika dilakukan sesegera mungkin, dan seringkali dengan menggunakan kombinasi sejumlah antibiotik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan, adalah:
- Usia penderita.
- Kondisi kesehatan penderita secara umum.
- Luas bagian tubuh yang terinfeksi.
Penderita anthrax inhalasi seringkali tidak merespon pengobatan dengan baik, karena bakteri sudah terlanjur memproduksi banyak racun yang tidak dapat dihilangkan seluruhnya oleh obat-obatan. Sedangkan pada anthrax injeksi, beberapa kasus dapat disembuhkan dengan mengangkat jaringan tubuh yang terinfeksi melalui pembedahan.
Pencegahan Anthrax
Untuk mencegah tertular anthrax, disarankan untuk mengonsumsi daging yang dimasak matang dan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Anthrax juga dapat dicegah dengan pemberian vaksin anthrax. Namun vaksin ini tidak diperuntukan bagi umum, serta tidak disarankan untuk anak-anak dan lanjut usia. Hingga saat ini, vaksin ini hanya direkomendasikan untuk anggota militer, para ilmuwan yang meneliti tentang anthrax, dan orang-orang dengan profesi yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.