Pseudomonas aeruginosa merupakan
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Hal ini
ditemukan dalam tanah, air, flora di kulit dan sebagian besar lingkungan
manusia di seluruh dunia. Ia tidak hanya berkembang di atmosfir biasa, tetapi
juga dengan sedikit oksigen. Selain itu, kuman ini dapat menggunakan berbagai
bahan organik untuk makanan kita sehari-hari sebagai tempat hidupnya; termasuk
juga dapat hidup pada hewan, yang memungkinkan fleksibilitas organisme ini
untuk menulari sel-sel rusak atau orang dengan kekebalan tubuh yang rendah.
Gejala-gejala infeksinya berupa peradangan dan keracunan darah. Jika
kolonisasi terjadi di organ tubuh penting seperti paru-paru, saluran kencing,
dan ginjal, hasilnya bisa fatal. Bakteri ini berkembang di permukaan yang
lembab, termasuk di dalam dan pada permukaan peralatan medis seperti kateter.
Hal ini menyebabkan terjadinya lintas infeksi di rumah sakit dan klinik.
Identifikasi
Bakteri ini merupakan jenis spesies dari genus Pseudomonas, gram-negatif, aerobik, bakteri berbentuk batang dengan unipolar motility. Sebuah patogen oportunistik pada manusia, P. aeruginosa juga merupakan patogen oportunistik pada tanaman.
Bakteri ini merupakan jenis spesies dari genus Pseudomonas, gram-negatif, aerobik, bakteri berbentuk batang dengan unipolar motility. Sebuah patogen oportunistik pada manusia, P. aeruginosa juga merupakan patogen oportunistik pada tanaman.
Identifikasi klinis
definitif Pseudomonas aeruginosa sering memasukkan identifikasi produk
pyocyanin dan fluorescein, serta kemampuannya untuk tumbuh pada suhu 42 ° C. P.
aeruginosa mampu tumbuh pada bahan bakar diesel dan jet. Microbial ini bisa
menyebabkan korosi.
Diagnosis
Tergantung pada sifat infeksi, contoh yang sesuai dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk identifikasi.
Tergantung pada sifat infeksi, contoh yang sesuai dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk identifikasi.
Pengobatan
P. aeruginosa secara alami tahan terhadap sebagian besar antibiotik dan dapat menunjukkan perlawanan tambahan setelah pengobatan yang gagal, khususnya melalui modifikasi porin. Dalam hal ini biasanya harus dilakukan pengobatan yang sesuai dengan petunjuk sensitivitas laboratorium, daripada memilih sebuah antibiotik yang bersifat empirik. Jika antibiotik dimulai secara empirik, maka setiap upaya harus dilakukan untuk mendapatkan kultur, dan pilihan antibiotik yang digunakan harus melihat dulu hasil kultur yang tersedia. Antibiotik yang mempunyai aktivitas terhadap P. aeruginosa meliputi:
P. aeruginosa secara alami tahan terhadap sebagian besar antibiotik dan dapat menunjukkan perlawanan tambahan setelah pengobatan yang gagal, khususnya melalui modifikasi porin. Dalam hal ini biasanya harus dilakukan pengobatan yang sesuai dengan petunjuk sensitivitas laboratorium, daripada memilih sebuah antibiotik yang bersifat empirik. Jika antibiotik dimulai secara empirik, maka setiap upaya harus dilakukan untuk mendapatkan kultur, dan pilihan antibiotik yang digunakan harus melihat dulu hasil kultur yang tersedia. Antibiotik yang mempunyai aktivitas terhadap P. aeruginosa meliputi:
- Aminoglycosides (gentamicin, amikacin, tobramycin),
- Quinolones (ciprofloxacin dan levofloxacin tetapi tidak moxifloxacin),
- Cephalosporins (ceftazidime, cefepime, cefpirome, namun tidak cefuroxime, ceftriaxone, cefotaxime),
- Ureidopenicillins dan carboxypenicillins (piperacillin, ticarcillin: P. aeruginosa adalah pada hakekatnya tahan terhadap semua penicilin),
- Carbapenems (meropenem, imipenem, doripenem, namun tidak ertapenem),
- Polymyxins (polymyxin B dan colistin), dan
- Monobactams (aztreonam).
Antibiotik ini semua harus
diberikan melalui suntikan, dengan pengecualian pada fluoroquinolones dan
aerosolized tobramycin. Untuk alasan ini, di beberapa rumah sakit, penggunaan
fluoroquinolone harus dibatasi untuk menghindari perkembangan resistensi pada
P. aeruginosa. Pada situasi langka yaitu infeksi yang terbatas (misalnya,
infeksi telinga atau infeksi kuku), topical gentamicin dan colistin dapat
digunakan. Ada beberapa penelitian telah sukses dengan merawat
tikus dengan phage therapy,
meningkatkan nilai hidup dari 6% menjadi 22-87%.
Pencegahan
Medical-grade honey dapat mengurangi kolonisasi banyak patogen termasuk Pseudomonas aeruginosa. Profilaksis probiotic mungkin dapat mencegah atau menunda infeksi pseudomonas (hal ini khususnya dilakukan pada ICU). Immunoprophylaxis melawan pseudomonas sedang diteliti.
Medical-grade honey dapat mengurangi kolonisasi banyak patogen termasuk Pseudomonas aeruginosa. Profilaksis probiotic mungkin dapat mencegah atau menunda infeksi pseudomonas (hal ini khususnya dilakukan pada ICU). Immunoprophylaxis melawan pseudomonas sedang diteliti.