-->

DEMAM REUMATIK

Demam reumatik adalah komplikasi yang terjadi ketika infeksi akibat bakteri streptokokus grup A tidak ditangani secara seksama. Contoh penyakit yang disebabkan oleh streptokokus grup A meliputi radang tenggorokan serta demam berdarah.


Kondisi serius ini dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kelompok usia yang paling sering terserang adalah anak berusia 5 tahun hingga remaja berusia 15 tahun.

Gejala Demam Reumatik

Demam reumatik merupakan komplikasi dari radang tenggorokan, dan penyakit ini biasanya terjadi pada 7 hari hingga 1 bulan setelah pengidap mengalami infeksi tenggorokan. Sejumlah gejala demam reumatik yang umumnya terjadi meliputi:
  • Radang sendi yang paling sering terjadi pada pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, serta siku.
  • Karditis atau peradangan pada jantung dengan indikasi batuk terus menerus, sakit dada, napas pendek, detak jantung yang cepat, serta selalu merasa lelah. Gejala ini paling sering menyerang anak-anak dan dapat berisiko fatal.
  • Sydenham chorea, yang ditandai dengan adanya peradangan pada sistem saraf. Gejala yang dapat muncul antara lain kedutan atau sentakan yang tak terkendali, gangguan keseimbangan, dan ledakan emosi atau perilaku yang tak biasanya (seperti tiba-tiba menangis atau tertawa).
  • Ruam pada kulit tanpa rasa sakit atau gatal.
  • Demam.
  • Benjolan kecil yang muncul di bawah kulit.
Gejala-gejala tersebut akan berangsur-angsur pulih dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun khusus untuk karditis, gejalanya bisa berlangsung sampai maksimal 2 tahun.
Demam reumatik berpotensi memicu komplikasi serius. Karena itu, bawalah anak Anda ke dokter apabila mengalami infeksi tenggorokan agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

Penyebab Demam Reumatik

Bakteri streptokokus grup A tidak menyebabkan demam reumatik secara langsung. Komplikasi ini terjadi akibat reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh kita terhadap bakteri tersebut.
Para pakar menduga bahwa ada salah satu protein dalam bakteri streptokokus grup A yang mirip dengan susunan protein pada jaringan tubuh tertentu. Karena itu, sistem kekebalan tubuh kita juga ikut menyerang jaringan tubuh pengidap beserta bakteri.

Ada pula teori lain yang mengatakan bahwa sekelompok orang tertentu dilahirkan dengan kelainan genetik yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak mampu bekerja secara sempurna pada saat terjadi infeksi tenggorokan, sehingga mengakibatkan reaksi inflamasi yang berlebihan hingga menyerang jantung, sendi, kulit, dan sistem saraf.

Faktor Risiko Demam Reumatik

Terdapat beberapa hal yang diduga meningkatkan risiko demam reumatik. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Usia. Demam reumatik paling sering menyerang anak dan remaja, tepatnya pada usia 5 hingga 15 tahun.
  • Faktor lingkungan. Daerah padat penduduk dengan kebersihan yang tidak terjaga memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan penyebaran demam reumatik.
  • Jenis bakteri streptokokus. Demam reumatik paling sering terjadi setelah infeksi tenggorokan akibat bakteri streptokokus grup A.

Diagnosis Demam Reumatik

Karena gejalanya yang beragam, proses diagnosis demam reumatik akan ditentukan berdasarkan Kriteria Jones. Kriteria ini terbagi dalam 2 kategori, yaitu gejala mayor dan minor.
Kriteria mayor adalah gejala paling umum yang biasanya muncul pada pengidap demam reumatik. Gejala ini meliputi karditis, radang sendi, Sydenham chorea, ruam serta benjolan pada kulit.

Sementara kriteria minor merupakan gejala yang terkadang dialami oleh pengidap. Beberapa di antaranya adalah nyeri sendi, demam (biasanya lebih dari 39°C), detak jantung yang tak teratur, serta hasil tes darah yang menunjukkan tingginya kadar inflamasi.

Diagnosis demam reumatik biasanya dapat ditegakkan apabila penderita mengalami setidaknya dua kriteria mayor, atau setidaknya dua kriteria minor ditambah satu kriteria mayor.

Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin menganjurkan serangkaian pemeriksaan, antara lain:

  • Elektrodiagram, guna mengukur aktivitas elektrik dalam jantung sehingga dokter dapat melihat ada tidaknya kelainan irama jantung.
  • Tes darah, misalnya untuk mengecek keberadaan antibodi dan kadar sel-sel inflamasi akibat infeksi streptokokus grup A.
  • Ekokardiogram, yang berguna untuk melihat kondisi jantung secara visual menggunakan gelombang suara, sehingga kelainan bentuk dan struktur jantung dapat diidentifikasi.

Pengobatan Demam Reumatik

Hingga saat ini, demam reumatik tidak memiliki penanganan medis secara khusus. Metode pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk:
  • Meringankan gejala.
  • Memberantas bakteri streptokokus grup A.
  • Mencegah komplikasi serius sekaligus kerusakan permanen pada tubuh pasien.
  • Menghindari kambuhnya demam reumatik.
Beberapa langkah penanganan yang diberikan oleh dokter umumnya meliputi:
  • Istirahat yang cukup. Langkah ini akan membantu meringankan beban pada jantung sehingga bisa meringankan gejala.
  • Antibiotik, guna membunuh seluruh bakteri streptokokus yang tersisa dalam tubuh pengidap dan mencegah kambuhnya demam reumatik. Pencegahan biasanya dianjurkan melalui pemberian antibiotik tiap 2-3 minggu sekali. Langkah ini umumnya berlangsung selama minimal 5 tahun atau hingga usia 21 tahun. Namun, pengidap yang mengalami inflamasi jantung membutuhkan durasi yang lebih lama, yaitu sekitar 10 tahun atau lebih.
  • Obat-obatan antiinflamasi, contohnya obat antiinflamasi nonsteroid. Jenis obat ini berfungsi untuk meringankan gejala seperti nyeri dan pembengkakan sendi maupun inflamasi pada jantung.
Bagi anak yang mengalami Sydenham chorea, Anda bisa memindahkannya ke ruangan gelap yang tenang dan sepi agar gejalanya berkurang. Jika dibutuhkan, dokter akan memberikan obat-obatan epilepsi untuk menangani indikasi Sydenham chorea yang parah.

Komplikasi Demam Reumatik

Inflamasi akibat demam reumatik dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Pada sebagian kasus, bahkan ada pengidap yang mengalami komplikasi jangka panjang berupa penyakit jantung rematik.
Komplikasi ini muncul ketika terjadi kerusakan pada katup-katup jantung akibat inflamasi sehingga mengganggu kelancaran aliran darah ke jantung. Di samping itu, penyakit jantung rematik juga dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, termasuk stroke dan gagal jantung.

Tingkat kesembuhan pengidap demam reumatik bergantung pada ada atau tidaknya kerusakan jantung yang signifikan. Apabila tidak ada kerusakan jantung, pengidap berkemungkinan sembuh dengan menjalani pengobatan antbiotik jangka panjang yang juga berfungsi mencegah kekambuhan. Sedangkan sebagian besar pengidap yang mengalami kerusakan jantung takkan bisa sembuh total lagi.

LihatTutupKomentar