-->

DEMAM BERDARAH

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap tahunnya.





Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.

Sepanjang 2017, diketahui ada sekitar 59.000 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 400 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Karena jumlah penduduknya yang juga banyak, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyumbang kasus DBD terbanyak untuk tahun 2017, yaitu lebih dari 7000 kasus di masing-masing provinsi.
Gejala Demam Berdarah


Demam berdarah adalah kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kebocoran pembuluh darah, serta menurunkan kadar trombosit atau sel keping darah. Kondisi ini berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, sehingga harus segera ditangani.

Gejala demam berdarah, antara lain adalah demam, nyeri perut, muntah, dan tubuh lemas. Penderita demam berdarah juga mengalami perdarahan, seperti pada hidung, gusi, atau di bawah kulit, sehingga tampak seperti memar. Darah juga bisa terdapat dalam urine, feses, atau muntah. Segera cari pertolongan medis, bila timbul sesak napas atau keringat dingin.

Sedangkan demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue. Sama halnya dengan demam berdarah, demam dengue dimulai dengan gejala demam. Gejalanya muncul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan bisa berlangsung selama 10 hari. Sejumlah gejala demam dengue meliputi:

  • Suhu badan tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih.
  • Sakit kepala berat
  • Nyeri pada sendi, otot, dan tulang.
  • Hilang nafsu makan.
  • Nyeri pada bagian belakang mata.
  • Mual dan muntah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Ruam kemerahan (muncul sekitar 2-5 hari setelah demam).

Pada demam dengue, biasanya penderita akan sembuh dalam 7 hari.
Penyebab Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.


Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara. Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang digigit nyamuk tersebut. Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang ke orang.

Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Akan tetapi, kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus Dengue lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.

Selain pernah mengalami infeksi virus Dengue, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demam berdarah adalah tinggal atau bepergian ke daerah tropis. Demam berdarah juga lebih berisiko dialami oleh bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Pengobatan Demam Berdarah

Tidak ada metode khusus untuk menangani demam berdarah. Pengobatan yang dilakukan adalah untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus semakin memburuk. Dokter akan menganjurkan pasien melakukan beberapa hal berikut:

  • Minum banyak cairan dan istirahat yang cukup.
  • Mengonsumsi obat penurun panas, untuk meredakan demam. Namun hindari aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), karena dapat memperparah perdarahan.

Selain memberi pasien berbagai saran di atas, dokter juga akan memberitahu pasien dan orang tua pasien mengenai tanda dehidrasi, dan menyarankan pasien untuk selalu memerhatikan jumlah urine yang keluar.

Bila diperlukan, pasien akan diberikan asupan cairan melalui infus. Pemberian cairan infus ini akan dibarengi pemantauan detak jantung, denyut nadi, tekanan darah, dan jumlah urine yang keluar.

Demam dapat mereda setelah 3-7 hari. Akan tetapi, kondisi ini bisa menjadi tahap yang kritis bagi pasien. Gejala yang lebih berat dapat muncul 1-2 hari berikutnya. Pada fase ini, dokter akan terus memantau kondisi pasien selama suhu badan pasien turun ke normal.
Komplikasi Demam Berdarah
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti dengue shock syndrome (DSS). Selain menampakkan gejala demam berdarah, DSS juga memunculkan gejala seperti:
  • Tekanan darah menurun.
  • Pelebaran pupil.
  • Napas tidak beraturan.
  • Mulut kering.
  • Kulit basah dan terasa dingin.
  • Denyut nadi lemah.
  • Jumlah urine menurun.
Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar 1-2%. Namun sebaliknya, bila tidak cepat mendapat penanganan, tingkat kematian DSS bisa mencapai 40%. Karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis, bila Anda mengalami gejala demam berdarah.
Pada kondisi yang parah, demam berdarah bisa menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, syok, hingga kematian.
Pencegahan Demam Berdarah
Demam berdarah hingga menimbulkan dengue shock syndrome dapat dicegah dengan pemberian vaksin dengue. Vaksin ini diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan. Pemberian vaksin tidak disarankan pada anak di bawah usia 9 tahun, karena bisa meningkatkan risiko dengue berat, terutama pada kelompok usia 2-5 tahun.
Vaksin dengue mengandung 4 serotipe virus. Karena itu, vaksin tetap diberikan pada anak yang sudah pernah terinfeksi. Hal ini untuk membentuk kekebalan tubuh anak terhadap tipe virus Dengue berbeda.

Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). PSN dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging. Pengasapan kedua akan dilakukan satu minggu setelah pengasapan pertama, untuk membunuh jentik nyamuk yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan pertama.
Metode PSN lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan. Langkah 3M, yaitu:
  • Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap pekan.
  • Menutup rapat tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, lakukan pula langkah Plus untuk membantu pencegahan. Langkah Plus antara lain dengan mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan menghentikan kebiasaan menggantung pakaian. Cara lain untuk mencegah gigitan nyamuk adalah dengan menghindari area yang rentan terjadi infeksi.
Perlu diketahui, gigitan nyamuk dapat menembus pakaian yang ketat. Karena itu, disarankan agar mengenakan pakaian longgar. Sebagai perlindungan tambahan, gunakan losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET). Akan tetapi, meski tergolong efektif, jangan gunakan DEET pada bayi di bawah usia 2 tahun





LihatTutupKomentar